Strategi Organisasi
Strategi
organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu,
jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka
struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka,
jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada
perubahan struktur organisasi.
Skala Organisasi
Organisasi
dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari jumlah
penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala
besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang
diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian
memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang,
organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah
ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi.
Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka
memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain
struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait
dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil
biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang
mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit.
Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih
sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan
pekerjaan.
Teknologi
Faktor
teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan
penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
Lingkungan
Lingkungan
yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis.
Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan
struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk
selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang
senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan
terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
B.Fungsi Struktur Organisasi
1. Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung
jawab dan apa yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota
organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang
memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus
dipertanggungjawabkan.
2. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur
organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun
hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang
dipercayakan kepada seseorang.
3. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur
organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan
pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam
melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
C. Bagaimana Proses Pengorganisasian
Proses
Organisasi
Pengorganisasian merupakan suatu
cara pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di antara para anggota
organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien (Stoner,
1996). Dalam menjalankan sebuah organisasi, tentu diperlukan sebuah proses
organisasi yang dapat membantu keefektifan organisasi tersebut. Menurut
Indriyo, 1997, proses organisasi merupakan sebuah kegiatan yang berkenaan
dengan komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi kerja, sosialisasi
dan pengembangan karier. Proses organisasi membantu atasan dari sebuah
organisasi dalam mencapai tujuan bersama.
Tahapan Pengorganisasian
1. Merefleksikan rencana dan tujuan
2. Menetapkan tugas-tugas utama, yaitu merinci seluruh pekerjaan yang
harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan visi dan misinya.
3. Membagi tugas-tugas utama, dimana membagi beban kerja utama ke dalam
aktivitas-aktivitas yang secara logis dan dapat memadai untuk dilakukan
oleh seseorang atau dalam suatu tim.
4. Mengalokasikan sumber daya dan arahan untuk tugas-tugas, dimana pada
tahapan ini dalam mengkombinasikan antar pekerjaan secara logis dan
efesien serta menetapkan suatu mekanismen untuk mengorganisasikan antar
pekerjaan.
5. Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang telah dilaksanakan.
D. Elemen-Elemen Struktur Organisasi
1. Kompleksitas
Kompleksitas struktur menggambarkan derajat diferensiasi dalam suatu
organisasi, baik diferensiasi horizontal, vertikal, maupun spasial.
1. Diferensiasi Horizontal
Penyebab terjadinya diferensiasi horizontal adalah berkembangnya beragam
unit dalam organisasi berdasarkan orientasi pekerjaan, sifat
tugas-tugas di dalamnya, serta latar pendidikan dan pelatihan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Ketika organisasi
membutuhkan unit-unit yang beragam untuk melaksanakan berbagai pekerjaan
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi, pada
saat itu pula terjadi diferensiasi horizontal.
Bentuk spesialisasi ada dua, yaitu spesialisasi fungsional dan
spesialisasi sosial. Spesialisasi fungsional dilakukan dengan cara
memecah-mecah pekerjaan menjadi tugas-tugas sederhana. Jadi, yang
dispesialisasi adalah pekerjaannya. Contohnya, pekerjaan merakit mobil
dipecah-pecah menjadi rangkaian pekerjaan yang lebih sederhana, dan
masing-masing dikerjakan oleh orang yang berbeda.
Sebaliknya, spesialisasi sosial merujuk pada spesialisasi orang.
Artinya, organisasi merekrut seseorang yang ahli untuk melakukan
jenis-jenis pekerjaan tertentu yang bersifat khusus. Misalnya,
menggunakan analisis pasar untuk mengamati dan membuat prediksi
perkembangan pasar.
2. Diferensiasi Vertikal
Diferensiasi horizontal dan vertikal sebenarnya berhubungan erat.
Meningkatnya diferensiasi horizontal biasanya selalu dibarengi dengan
kebutuhan untuk mengontrol aktivitas yang kian beragam. Organisasi
kemudian menambah lapisan pengawas atau supervisor (untuk mengawasi
lapisan pekerja) atau manajer (untuk mengawasi supervisor atau manajer
level bawah). Hal ini dengan sendirinya menambah diferensiasi vertikal.
Jadi, diferensiasi vertikal adalah gambaran dari lapisan-lapisan
hierarki dalam organisasi.
3. Diferensiasi Spasial
Diferensiasi spasial menggambarkan sejauh mana fasilitas dan personel
organisasi tersebut secara geografis. Organisasi yang memiliki sejumlah
kantor dan/atau personal yang tersebar dalam rentang geografis yang
luas, tentunya akana menghadapi kompleksitas yang lebih tinggi daripada
organisasi yang hanya berpusat pada satu atau beberapa lokasi.
2 Formalisasi
Formalisasi dalam organisasi sebenarnya dapat dilakukan dengan dua pola
yaitu melalui aturan, prosedur, dan sanksi-sanksi regulatif yang disusun
oleh pengelola organisasi, atau melalui rekrutmen terhadap
tenaga-tenaga profesional yang telah terdidik dengan nilai-nilai,
norma-norma, dan pola perilaku sesuai profesi mereka.
3 Sentralisasi
Senralisasi adalah sejauh mana otoritas formal untuk membuat
pilihan-pilihan bebas terkonsentrasi ada seseorang, sebuah unit, atau
suatu level, sedemikian rupa sehingga para pegawai hanya dimungkinkan
memberikan input seminimal mungkin dalam pekerjaan. Sentralisasi
kadang-kadang terkait juga dengan masalah kecenderungan personal. Hal
ini terutama pada perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya
sendiri. Ketika ukuran organisasi semakin besar dan menuntut
pendelegasian keputusan yang lebih banyak, tidak jarang pemilik
sekaligus pengelola tersebut merasa enggan.
E. Bentuk-Bentuk Organisasi
1 Struktur Garis (Sederhana)
Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur
organisasi ini, wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada
bawahan. Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara
langsung di tujukan kepada ataan yang memberi perintah. Umumnya
organisasi yang memakai struktur ini adalah organisasi yang masih kecil,
jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana.
Ciri-Ciri. Kesatuan perintah terjamin. Pembagian kerja jelas dan mudah
dilaksanakan. Organisasi tergantung pada satu pimpinan. Ruang lingkup
Organisasinya lebih kecil dan jumlah anggota juga sedikit. Hubungan
kerja antara atasan dan bawahan bersifat langsung. Tujuan alat-alat yang
digunakan dan struktur organisasi bersifat sederhana. Tingkat
spesialisasi yang dibutuhkan masih sangat rendah. Semua anggota
organisasi masih kenal antara satu sama lainnya. Produksi yang
dihasilkan belum beraneka ragam (defersified).
Kelebihan struktur garis. Karyawan akan lebih menyadari tugas, tanggung
jawab, dan pekerjaan yang diembannya, karena struktur ini lebih mudah
dimengerti. Struktur ini juga menjadikan pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan cepat karena tidak ada halangan birokrasi. Biaya-biaya
yang berkaitan dengan koordinasi dan kontrol biasanya relatif kecil.
Kekurangan struktur garis. Kurang fleksibel dalam menyediakan
spesialisasi yang dibutuhkan ketika perusahaan menjadi lebih luas dan
kompleks. Tugas karyawan yang terbatas sejak awal menghalangi mereka
mendapatkan pengalaman yang dibutuhkan untuk meningkat ke posisi
manajerial.
2 Struktur Fungsional
Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F. W. Taylor. Struktur
ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan
yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada
setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.
Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang
berberda-beda.
Struktur ini banyak ditemukan pada organisasi atau perusahaan area
spesialisasi sebagai dasar eksistensi sebuah departemen. Struktur ini
lazim ditemukan pada perusahaan kecil dan menengah, yang memusatkan
pengambilan keputusan pada tingkat tertinggi dari perusahaan.
Ciri-ciri. Tidak menjamin adanya kesatuan perintah. Keahlian para
pengawas dan pegawai berkembang menuju spesialisasi. Penghematan waktu
dapat dilakukan karena mengerjakan pekerjaan yang sama.
Kelebihan struktur fungsional. Keahlian yang dimiliki oleh seorang
spesialis fungsional. Keahlian ini memudahkan mereka dalam memecahkan
masalah yang terjadi pada area tertentu yang berada di bawah
wewenangnya. Menghindari duplikasi, di mana struktur ini tidak terdapat
fungsi yang berganda atau redundant, sehingga sumber daya organisasi
dapat dipergunakan lebih efisien dan terfokus.
Kelemahan struktur fungsional. Kebingungan yang terjadi ketika karyawan
memiliki dua atau lebih supervisor. Kekurangan lain yaitu kemungkinan
manajer untuk menghindari area yang mereka wewenangi secara fungsional,
situasi yang mungkin berdampak negatif bagi koordinasi aktivitas
tertentu.
3 Struktur Staff
Organisasi dalam bentuk staff yang mempunyai hubungan dengan pucuk
pimpinan. Berfungsi memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun
bantuan lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara
keseluruhan. Bentuk ini tidak mempunyai garis komando ke bawah. Staff
yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi
nasehat dan saran dalam bidang kepada pemimpin dalam organisasi.
Kelebihan struktur staff. Pembagian tugas yang jelas antara staff dan
anggota yang lain. Berkembangnya spesialisasi para anggota. Koordinasi
di dalam setiap bagian dapat diterapkan dengan mudah.
Kelemahan struktur staff. Pemimpin staff melampaui kewenangannya. Kesenjangan sosial antara pemimpin dan anggotanya.
4 Struktur Garis dan Staff
Struktur organisasi ini merupakan struktur organisasi gabungan yang
dikembangkan oleh Harrington Emerson. Struktur ini umumnya di gunakan
oleh organisasi yang besar, daerah kerja luas, bidang tugas yang
beraneka ragam dan jumlah bawahan yang banyak sehingga pimpinan tidak
bisa bekerja sendiri, melainkan memerlukan bantuan staf ahli yaitu orang
yang ahli dalam bidang tertentu yang bertugas memberi nasihat dan saran
kepada pimpinan dalam organisasi tersebut.
Kelebihan struktur garis dan staf. Posisi garis terbebas dari aktivitas
khusus yang dapat diberikan kepada karyawan staf. Fleksibilitas dari
personel staf dapat memudahkan mereka untuk melaksanakan dan
menyelesaikan proyek baru dengan jumlah yang minimum. Koordinasi dalam
setiap unit kegiatan dapat diterapkan dengan mudah.
Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melakukan
tugas pokok organisasi dan kelompok staf yang melakukan kegiatan
penunjang.
Kekurangan struktur garis dan staf. Konflik antara karyawan posisi garis
dan staf sering menjadi masalah. Misalnya, karena karyawan staf terlalu
mendominasi sering kali karyawan posisi garis menghiraukan masukan
mereka.
5 Struktur Produk
Struktur ini digunakan jika perusahaan memutuskan produk yang mereka
hasilkan sebagai dasar penetapan atau pembuatan struktur organisasi
sebuah perusahaan. Jenis organisasi ini membagi tugasnya ke dalam
dimensi produk. Artinya sebuah garis koordinasi atau kelompok koordinasi
terbagi atas jenis produk yang dihasilkan oleh organisasi tersebut.
Pada masing-masing produk terdapat bagian atau divisi yang mendukung
kesuksesan produk di pasar. Masing-masing produk akan memiliki divisi
pemasaran, SDM, dan produksi sendiri-sendiri.
Struktur organisasi ini muncul sebagai respon atas segmen pasar yang
ingin fokus dikembangkan. Pada akhirnya, perusahaan akan berusaha
semaksimal mungkin untuk bisa bersaing pada segmen pasar yang dituju.
Perusahaan akan memaksimalkan setiap sumber daya yang ada di perusahaan
sehingga bisa maksimal dalam merancang dan membuat sebuah produk untuk
segmen pasar tertentu.
Kelebihan struktur produk. Penanggung jawab dari produk akan sangat
jelas, sehingga fokus kinerja terhadap konsumen lebih jelas dan
memuaskan. Struktur ini baik digunakan untuk perusahaan yang memiliki
lini bisnis atau produk yang bervariasi. Variasi dari jumlah produk yang
dihasilkan memerlukan koordinasi yang tinggi, sehingga struktur ini
akan memfasilitasi perusahaan sehingga masalah koordinasi dalam sebuah
produk yang dihasilkan akan mudah terselesaikan. Selain itu, faktor
lingkungan yang berubah dengan cepat juga akan sangat sesuai jika
dihadapi dengan jenis struktur organisasi ini.
Kekurangan struktur produk. Dengan dimungkinkannya tiap divisi untuk
berjalan dengan caranya sendiri dibandingkan dengan struktur lainnya,
hal ini dapat mengakibatkan kegagalan beberapa divisi dalam mencapai
tujuan perusahaan.
6 Struktur Matriks
Struktur ini merupakan struktur yang paling baru dari semua struktur
organisasi yang ada dan paling sering digunakan oleh perusahaan yang
melakukan proyek rumit. Struktur ini mengintegrasikan hubungan vertikal
dan horizontal dengan unit lain dalam sebuah proyek.
Kelebihan struktur matriks. Penggunaan struktur matriks memungkinkan
perusahaan mempekerjakan karyawan dengan keahlian tertentu untuk
menyelesaikan suatu proyek yang rumit. Penggunaan struktur matriks juga
membantu perusahaan beradaptasi dengan cepat terhadap segala situasi ,
karena karyawan dengan keahlian tertentu dapat dengan mudah direkrut ke
dalam proyek.
Kekurangan struktur matriks. Dalam perusahaan yang menggunakan struktur
matriks ini, karyawan mungkin memiliki dua supervisor, manajer dari area
fungsional dan manajer proyek. Tekanan pada karyawan, jika dalam satu
waktu individu menangani beberapa proyek yang berbeda, maka ini akan
menjadi beban pikiran baginya.
7 Struktur Campuran (Hibrid)
Jenis organisasi ini merupakan gabungan dari struktur organisasi produk
dan fungsional. Masing-masing produk yang diproduksi memiliki
fungsi-fungsi yang dibutuhkan oleh produk tersebut. Selain itu,
organisasi juga memiliki struktur fungsional yang tetap mengontrol
secara terpusat jalannya organisasi.
Salah satu yang dominan dari struktur ini adalah keputusan menjadi tidak
terdesentralisasi, tetapi juga tidak tersentralisasi. Artinya perlu
koordinasi yang tinggi antarfungsi pokok yang dimiliki dan juga struktur
yang berada dalam garis koordinasi produk. Karena sifatnya, jenis
organisasi dengan struktur ini akan mudah beradaptasi jika terdapat
perubahan pada lingkungan secara mendadak. Dua contoh struktur campuran
yaitu perusahaan multinasional dan organisasi jaringan (network).
Perusahaan Multinasional (MNC). Pada tahap perkembangannya yang sangat
lanjut dapat menjadi sebuah organisasi yang sangat kompleks. Tahap
tersebut tercapai ketika organisasi telah mengambil desain struktur yang
disebut matriks global (global matrix). Proses ini biasanya terjadi
manakala MNC meluaskan aktivitasnya ke berbagai negara dalam skala yang
tidak dapat ditangani oleh struktur-struktur biasa.
Struktur ini disebut campuran karena perusahaan-perusahaan lokal yang
tersebar di berbagai benua biasanya tidak persis sama dalam hal desain
strukturnya. Kita barangkali akan menemukan semua ragam desain struktur
di sini, mulai dari struktur sederhana, divisonal, matriks, hingga
struktur hibrid .
Struktur Jaringan. Dalam bentuk yang sangat ekstrem, struktur jaringan
menghasilkan apa yang disebut dengan organisasi virtual. Di sini semua
aktivitas organisasi telah habis di-outsourcing. Satu-satunya yang
tersisa dalam organisasi adalah sekelompok kecil eksekutif dan sebuah
kantor dengan beberapa ratus pegawai. Ukuran organisasi yang normal bagi
perusahaan-perusahaan multinasional adalah rata-rata di atas 10 ribu
orang, untuk di kantor pusat saja (Robbins, 1990: 132) . Jadi,
pengurangan jumlah hinga tinggal beberapa ratus orang adalah sesuatu
yang sangat luar biasa. Nike (sepatu), Emerson Radio (produk-produk
elektronik), Schwinn Bicycle (sepeda) adalah contoh-contoh perusahaan
yang mampu menjual produk senilai beberapa ratus juta dollar per tahun,
dengan memiliki sangat sedikit fasilitas produksi atau tidak ada sama
sekali (Robbins, 1990: 346) .
Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi
http://www.psychologymania.com/2012/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_25.html
http://siahaanwithluph.wordpress.com/2012/02/11/struktur-organisasi/
http://moru1.blogspot.com/2013/06/proses-pengorganisasian.html
http://bajongskyy.blogspot.com/2013/01/prosesorganisasi-prosesorganisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar