Minggu, 24 November 2013

Silabus 11

KOMUNIKASI

      A.    PENGERTIAN KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Jadi, komunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan  dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal.

PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI
Oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.
Steven memberikan definisi bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu obyek atau stimuli
Oleh sekelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan :
  1. membangun hubungan antar sesama manusia
  2. melalui pertukaran informasi
  3. untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
  4. serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku. (Book, 1980)
Everett M. Rogers (1986) seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada sat penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Shanon dan Weaver (1949) juga memberi gambran lain bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja tau tidak disengaja.

       B.    TUJUAN DAN MANFAAT KOMUNIKASI
Tujuan dan manfaat komunikasi adalah sebagai sarana untuk :
       1)      Meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial
       2)      Menyampaikan dan menerima informasi
       3)      Menyampaikan dan menjawab pertanyaan
      4)  Mengubah perilaku (pola pikir, perasaan, dan tindakan) melalui perencanaan, pengorganisasian,               pengarahan, dan pengawasan
     5)      Mengubah perilaku dan keadaan sosial

       C.    PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. 
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
  1. Penginterpretasian.
  2. Penyandian.
  3. Pengiriman.
  4. Perjalanan.
  5. Penerimaan.
  6. Penyandian balik.
  7. Penginterpretasian.
D.    BENTUK KOMUNIKASI
      1. Komunikasi Intra personal
Komunikasi Intra pibadi, secara harfiah dapat diartikan sebagai komunikasi dengan diri sendi
2. Komunikasi Interpersonal
Secara umum komunikasi antar pribadi (KAP) dapat diartikan sebagai proses pertukaran makna orang-orang yang saling berkomunikasi.
3. Komunikasi Kelompok
Secara umum komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki.
4. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi.
      5.  Komunikasi Massa
Suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public secara luas.

      E.    PRINSIP KOMUNIKASI
    Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip dari komunikasi tersebut. 
   Menurut Seiler (1988),  ada empat prinsip dasar dari komunikasi yaitu: suatu proses, suatu sistemik, interaksi dan transaksi, dimaksudkan atau tidak dimaksudkan. 
     1.      Komunikasi adalah Suatu Proses
   Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kegiatan yang terus-menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah
     2.      Komunikasi adalah Sistem
    Kurang tepatnya pesan yang dikirimkan akan mempengaruhi komponen penerima dalam menginterpretasikan isi pesan sehingga si penerima juga akan salah dalam menginterpretasikannya. 

     3.   Komunikasi Bersifat Interaksi dan Transaksi
   Yang dimaksud istilah interaksi adalah saling bertukar komunikasi. Misalnya, seorang bicara kepada temannya mengenai sesuatu, kemudian temannya yang mendengar memberikan reaksi atau komentar terhadap apa yang sedang dibicarakan itu. Begitu selanjutnya secara teratur.
     4.   Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja
   Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan


      F.    HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI
a). Hambatan yang bersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan.
b). Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.

SUMBER
Dr. Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Akasara hal 19-22
Prof.Deddy Mulyana,M.A. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja hal.57-59


Silabus 10

KEPERCAYAAN


A. Pengertian Kepercayaan

Kepercayaan (trust) berarti keyakinan terhadap integritas, kemampuan, atau karakter seseorang atau sesuatu.

Menurut Jack Welch, sang legenda General Electric (GE), kepercayaan adalah sebuah kekuatan yang sangat dahsyat. Kepercayaan dapat membuat seseorang menjadi percaya diri, terbuka, jujur, bersedia mengambil risiko, dan merasa lebih nyaman dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

Menurut Serrat, pemimpin dalam hal ini dapat diwujudkan melalui visi, nilai-nilai, lingkungan kerja, pengelolaan sumber daya manusia (SDM), dan kompensasi.

Bila ingin membangun kepercayaan, organisasi harus memiliki visi yang jelas serta menekankan pentingnya kontribusi karyawan dalam mencapainya. 

Berkaitan dengan nilai-nilai, kepercayaan hanya akan tumbuh jika pemimpin konsisten mengikuti dan mendukung nilai-nilai organisasi. 


B. Kepercayaan Sebagai Landasan Kepemimpinan
Kepercayaan adalah suatu harapan positif bahwa orang tidak akan bertindak secara oportunistik. Bila pengikut mempercayai pemimpinnya, mereka bersedia berkorban bagi tindakan pemimpin. 
Ada tiga jenis kepercayaan dalam hubungan organisasi:
       1.   Kepercayaan berdasarkan penolakan
Kepercayaan yang didasarkan pada ketakutan akan pembalasan jika kepercayaan dilanggar.  Bawahan sebenarnya tidak mempercayai atasannya tetapi karena takut hal itu akan berdampak yang tidak diinginkan maka dia memberikan kepercayaan semu ke pada atasannya.
       2.  Kepercayaan berbasiskan pengetahuan
Kepercayaan yang diberikan bawahan kepada atasan yang didasarkan pada keyakinan bahwa atasannya memang benar dan kapabel.
       3. Kepercayaan yang berbasis identifikasi
Kepercaayaan berdasarkan pemahaman timbal-balik tentang setiap instansi pihak lain dan penghargaan atas kemauan dan keinginan pihak lain.

C. Kunci Membangun Kepercayaan
Robbins (2008) menyatakan, “The essence of leadership is trust” (esensi kepemimpinan adalah kepercayaan). Kepercayaan adalah harapan positif.

Kunci membangun kepercayaan ada lima dimensi, yaitu :

1.      Integritas (Integrity)
Integritas ialah sifat-sifat yang jujur dan bermoral (Robbins, 2000). ). “Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana.” Di organisasi juga tentunya. Jujur dalam berorganisasi misalnya jujur saat mengemukakan pendapat, laporan, jujur masalah uang, jujur dalam menilai kinerja, dan lain-lain.



2. Kompetensi (competence)
            Integritas saja tentu tidak cukup. Pemimpin harus memiliki bakat, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan gaya yang sesuai. Dengan kata lain, pemimpin harus benar-benar memiliki kompetensi yang dibutuhkan.

Teori birokrasi Weber (Lunenberg & Orstein,2004) menyatakan bahwa kompetensi berkaitan denga kualifikasi

Kompetensi ialah sifat, pengetahuan, dan kemampuan pribadi seseorang yang relevan dalam menjalankan tugasnya secara efektif (Chung & Megginson, 1993). 

Sedangkan menurut Harris, et al.(1997), kompetensi meliputi seluruh aspek penampilan kerja, melainkan juga persyaratan melatih keterampilan- keterampilan tugas individual, mengelola sejumlah tugas yang berbeda di dalam pekerjaan, merespons ketidakteraturan dan mengatasinya dalam tugas-tugas rutin, serta mempertemukan tanggung jawab dengan harapan-harapan di lingkungan kerja, termasuk bekerja sama dengan yang lain.

3. Konsistensi (concistency)
            Konsistensi ialah sifat kokoh atau teguh (persistent) pada pendirian, meskipun berbagai ancaman menghadang. Orang yang konsisten dapat diramalkan tingkah lakunya, tidak mudah berubah-ubah perilakunya (sikap, pikiran dan perbuatannya), ucapan dan janjinya dapat dipercaya serta cocok antara kata dan perbuatannya.

4. Kesetiaan (loyalty)


 
            Kesetiaan ialah keinginan untuk selalu melindungi, menyelamatkan, memenuhi atau taat pada apa yang disuruh atau dimintanya, dan penuh pengabdian.
Orang yang setia tidak akan berkhianat, serong atau selingkuh. 
Loyalitas mengacu pada kesetiaan pada organisasi, kerelaan berkorban untuk organisasi, dan hal-hal lain yang sifatnya herois. 

5. Keterbukaan (openness)


 
            Keterbukaan adalah keadaan dimana setiap orang yang terkait dengan pendidikan dapat mengetahui proses dan hasil pengambilan keputusan dan kebijakan sekolah.

Cara untuk meningkatkan keterbukaan adalah (1) mendayagunakan berbagai jalur komunikasi, baik langsung maupun tidak langsung, (2) menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara mendapatkan informasi, bentuk informasi dan prosedur pengaduan apabila informasi tidak sampai kepada publik, (3) mengupayakan peraturan yang menjamin hak publik untuk memperoleh informasi.


D. Cara Membangun Kepercayaan
1. Mampu Menyesuaikan Diri        
Pemimpin yang mampu menyesuaikan diri adalah pemimpin yang mudah beradapatasi dengan lingkungan yang selalu berubah-ubah dengan cepatnya. Ia harus fleksibel.Fleksibel ialah bersifat luwes kepada siapa saja dalam pergaulan.


 
2. Kepedulian
Kepedulian (caring) berkorelasi positif dengan kepercayaan. Pemimpin harus bisa menjadi sandaran bagi para pengikutnya tatkala mereka merasa lelah, cemas, frustrasi, dan kehilangan motivasi.

3. Menciptakan Visi dan Budaya
Berasama-sama menciptakan visi dan budaya adalah pemimpin bersama pengikutnya sama-sama menciptakan visi dan budaya lokal yang ingin diciptakan, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Mukadimah UUD 1945 sehingga dapat dipahami bahwa kekeluargaan dan gotong royong, musyawarah dan mufakat, serta toleransi merupakan keunggulan bangsa.



4. Komitmen
Pemimpin ialah keterpanggilan dan pengabdian dan tanggung jawab terhadap diri sendiri, kelompok, organisasi untuk terlibat, terikat dan kebersamaan dengan orang, konsumen, organisasi dan tugas. 
Setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi, harus mempunyai komitmen dalam bekerja karena apabila suatu perusahaan karyawannya tidak mempunyai suatu komitmen dalam bekerja, maka tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut tidak akan tercapai. 


DAFTAR PUSTAKA
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Usman, Husaini. 2009. Manajemen: Teori,praktik,dan riset pendidikan (edisi ketiga). Jakarta : Bumi Aksara.

Sabtu, 09 November 2013

Silabus 9

MOTIVASI


A. Pengertian

Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Motivasi juga bisa diartikan sebagai sebuah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang

Pengertian  motivasi menurut para ahli :
Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan. 
Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999) 
Motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004).
Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Seorang siswa akan belajar bila ada faktor pendorongnya yang disebut motivasi.
Dimyati dan Mudjiono (2002:80) mengutip pendapat Koeswara mengatakan  bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang  terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.

B. Fungsi 

Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi motivasi:
  • Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
  • Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung,yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
  • Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
Menurut Hamalik (2003:161) fungsi motivasi adalah :
  • Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar
  • Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
  • Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.
Menurut Sardiman (2006:85) ada 3 fungsi motivasi :
  • Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
  • Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
  • Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
C. Jenis-Jenis Motivasi

a.    Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Dimyati mengutip pendapat Mc.Dougal bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya.

b.    Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari,motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kurasif, sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha pencapaian prestasi belajar.


D. Sifat Motivasi

a.    Motivasi Intrinsik
Adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu. Contoh: seorang siswa mempelajari sebuah buku pelajaran karena ia termotivasi untuk mengetahi isi atau bahan beripa pengetahuan yang ia dapatkan.

b.    Motivasi Ekstrinsik
Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Ia mendapat pengaruh atau rangsangan dari luar, contoh: Ia belajar karena terdorong oleh orang lain, karena takut mendapatkan hukuman.


E. Teori Motivasi

Dalam Dimyati mengutip pendapat Maslow (2002:80), mengemukakan kebutuhan akan motivasi berdasarkan 5 tingkatan penting yaitu:
  • Kebutuhan fisiologis adalah berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia yaitu sandang, papan atau perumahan, pangan.
  • Kebutuhan akan perasaan aman adalah berhubungan dengan keamanan yang terkait fisik maupun psikis, bebas dari rasa takut dan cemas.
  • Kebutuhan sosial adalah diterima dalam lingkungan orang lain yaitu pemilikan harga diri, kesempatan untuk maju.
  • Kebutuhan akan penghargaan usaha menumbuhkan jati diri.
  • Kebutuhan untuk aktualisasi diri adalah kebutuhan individu menjadi sesuatu yang sesuai kemampuannya.  

Sumber :
http://walangkopo99.blogspot.com/2013/03/pengertian-motivasi.html
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html
http://butuhjilbab.wordpress.com/2013/04/17/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli-definisi-fungsi-jenis-sifat-teori-ciri/

Silabus 8

KNOWLEDGE MANAGEMENT


A. Definisi

Knowledge Management (KM) adalah ungkapan yang menggambarkan serangkaian strategi, sistem dan teknik yang digunakan oleh individu, team dan korporasi untuk mengelola 'knowledge'. Ada berbagai definisi KM dan juga definisi 'knowledge' yang berkembang namun belum mencapai suatu kesepakatan global.

Pengertian Knowledge Management menurut para ahli antara lain:
  • Menurut Bassi, Knowledge Management is the process of creating, capturing and using knowledge to enhance organizational performance.
  • Menurut Blake, Knowledge Management is the process of capturing a company’s collective expertise wherever it resides- in databases, on papers, or in people’s head- and distributing it to wherever it can help produce the biggest payoffs.
  • Menurut Koina dalam Siregar (2005) Knowledge Management adalah suatu disiplin yang mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi terhadap pengidentifikasian, pengelolaan dan pendistribusian semua asset informasi suatu organisasi. Sedangkan Laudon (2002) Knowledge Management berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut. Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam manajemen pengetahuan sebagai pemungkin proses bisnis yang bertujuan yang bertujuan untuk menciptakan, menyimpan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan.
  • Menurut Kim yang dikutip Siregar (2005) bahwa pengetahuan adakalanya dikategorikan sebagai terstruktur, tidak terstruktur, eksplisit atau implisit. Jika pengetahuan diorganisasikan dan mudah didiseminasikan disebut pengetahuan terstruktur. Pengetahuan yang tidak terstruktur dan dipahami, tetapi tidak dengan jelas dinyatakan adalah pengetahuan implisit. Pengetahuan implisit juga disebut tacit (dipahami tanpa dikatakan), yaitu keahlian dan pengalaman pekerja yang belum didokumentasikan secara formal Untuk mengkonversi pengetahuan implisit ke dalam pengetahuan eksplisit, pengetahuan tersebut harus diekstraksi dan diformat.
  • Davenport dan Prusak (1998) memberikan metode mengubah informasi menjadi pengetahuan melalui kegiatan yang dimulai dengan huruf C: comparation, consequences, connections dan conversation. (Pengertian pengetahuan menurut Davenport dan Prusak adalah knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information, and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating new experiences and information. It originates and is applied in the minds of knowers. In organizations, it often becomes embedded not only in documents or repositories but also in organizational routines, processes, practices and norms). Davenport dan Prusak mengatakan bahwa pengetahuan adalah campuran fluida dibingkai pengalaman, nilai, informasi kontekstual, dan wawasan ahli yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi dan menggabungkan pengalaman-pengalaman baru dan informasi. Itu berasal dan diterapkan dalam pikiran seseorang. Dalam organisasi, sering kali menjadi tertanam bukan hanya dalam dokumen atau repositori tetapi juga dalam organisasi rutinitas, proses, praktik dan norma-norma.
  • Menurut Laudon dan Laudon (2004, p64), knowledge management adalah sekumpulan proses yang dikembangkan dalam sebuah organisasi untuk membuat, mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan menyebarkan knowledge.
  • Menurut Thompson (2003, p291), knowledge management adalah kegiatan kritikal perusahaan yang memebutuhkan perhatian khusus, keampuan untuk menyebarkan knowledge dan keahlian, dapat meningkatkan efektifitas organisasi.
  • Knowledge Management adalah proses kolaboratif dari berfikir, belajar, komunikasi dan eksekusi. Knowledge management merupakan management kolektif dari aset knowledge melalui proses kolaboratif dan budaya sejalan dengan proses bisnis yang akan dibangun, pasar, dan mendukung modal intelektual (anonymous 1).  

B.  Peranan Dan Tujuan

Peranan dan tujuan dari knowledge management system adalah sebagai berikut : 

1. Sarana pengumpulan knowledge
Knowledge management system berguna sebagai sarana untuk mengumpulkan knowledge bagi organisasi. Proses pengumpulan knowledge ini dapat berasal dari mana saja dan dapat pula berbentuk apa saja baik tacit maupun explicit.
2. Sarana penyebaran knowledge
Knowledge management system adalah sarana untuk saling tukar-menukar knowledge yang ada dari satu entitas ke entitas lain. Juga sebagai sarana transfer knowledge sehingga masing-masing entitas dapat memiliki knowledge yang sebelumnya dimiliki.
3. Sarana pengelolaan knowledge
Knowledge management system juga beguna sebagai tempat penyimpanan knowledge (dalam bentuk database misalnya) dan mengelolanya sehingga knowledge yang ada dan telah tersimpan tidak terbengkalai begitu saja.
4. Meningkatkan knowledge
Knowledge management system juga berguna sebagai sarana meningkatkan knowledge yang ada dengan cara memilah knowledge mana yang dapat berperan dalam proses upgrading dari knowledge tiap entitas dalam organisasi.

C. Manfaat 

Manfaat knowledge management dalam sebuah organisasi :

Menurut Chase International Survey (Widayana, 2005, p.21) ada beberapa manfaat knowledge management dalam perusahaan, diantaranya adalah:
  • Meningkatkan pengambilan keputusan.
Artinya, denganjelas bahwa setiap kebutusan yang diambil atas dasar informasi dan pengalaman yang ditinjau dari berbagai aspek. Misal: Knowledge sharing yang selalu membahas dinamika pasar dan tuntuan kebutuhan pelanggan, membuat perusahaan selalu berorientasi untuk menjual apa yang benar-benar disukai dan dibutuhkan oleh pasar.
  • Meningkatkan respon terhdapa pelanggan
Selanjutnya, orientasi dan respon terhadap pelanggan tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab pemasara ndan customer service, namun menjadi bagian dari seluruh organisasi.
  • Meningkatkan efisiensi cara kerja dan proses
Efisiensi cara kerja dan proses yang selalu dievaluasi akan membuat organisasi dapat bekerja lebih cerdas dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dari waktu ke waktu.
  • Meningkatkan jumlah produk atau jasa, dan meningkatkan kemampuan dalam berinovasi
Selain itu, produk dan jasa yang melebihi harapan pelanggan dapat lebih mudah dan cepat untuk diciptakan. Maka dari situlan timbul sebuah inovasi. Inovasi tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab bagian penelitian dan pengembangan, melainkan semua orang atau kelompok dalam organisasi.

D. Konsep Dasar

Secara umum, knowledge management adalah sebuah proses yang mengkoordinasikan penggunaan informasi, pengetahuan dan pengalaman. Dengan konsep tersebut, berarti ada perbedaan untuk data, informasi dan pengetahuan. Berdasarkan hierarkinya, informasi berasal dari data yang telah diproses sehingga dapat diinterpreasikan14. Pengetahuan adalah hasil dari pengolahan informasi secara lebih lanjut dengan menggunakan metode tertentu. Sedangkan kebijaksanaan (wisdom) lebih kearah pengambilan keputusan dari pengguna pengetahuan.
Menurut Finerty (1997) dalam Akhmad Hidayatno, 2006, knowledge management memiliki ruang ringkup dua lapisan. Lapisan pertama adalah proses (process) meliputi utilization, storing, acquisition, distribution/sharing dan creation. Lapisan kedua meliputi structure, technology, measurement, organizational design, leadership dan culture. Kedua lapisan tersebut terintegrasi membentuk ruang lingkup knowledge management.





Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Knowledge_management 
http://mahesa35e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/01/24/knowledge-management/ http://www.putrafajaralam.com/knowledge-management-system.htm http://stevanustanly.wordpress.com/2010/05/26/manfaat-knowledge-management-dalam-sebuah-organisasi/
http://dhwibowo2009.blogspot.com/2010/05/konsep-knowledge-management.html