SUPERVISI
- Pengertian Supervisi
Supervisi adalah
pengarah dan pengendalian kepada tingkat karyawan yang ada di bawahnya dalam
suatu organisasi.
Orang yang menjalankan
kegiatan supervisi biasa di sebut Supervisor. Yang di sebut Supervisor bukan
hanya pejabat/petugas dari kantor pembinaan, kepala sekolah, guru-guru dan
bahkan murid pun dapat disebut sebagai supervisor, bila misalnya diserahi tugas
untuk mengetuai kelas atau kelompoknya.
Pengertian
Supervisi Menurut Para Ahli :
a. Good Carter
Memberi pengertian
supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru
dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir,
menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi
tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan
evaluasi pengajaran. God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru
dalam jabatan mengajar,
b. Boardman.
Menyebutkan Supervisi
adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr
kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara
kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan
tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm
masyarakat demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup
berpartisipasi dlm masyarakat modern.
c.Wilem Mantja (2007)
Mengatakan bahwa,
supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan
untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda)
yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan
peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan
untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
d. Kimball Wiles (1967)
Konsep supervisi modern
dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is assistance in the development of a
better teaching learning situation”. Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor
manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan suasana
belajar mengajar yg lebih baik.
e. Mulyasa (2006)
Supervisi sesungguhnya
dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi
dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih
independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan
pelaksanaan tugas.
f. Ross L (1980),
Mendefinisikan bahwa
supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan
perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Ross L memandang supervisi
sebagai pelayanan kapada guru – guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan.
g. Purwanto (1987),
Supervisi ialah suatu
aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai
sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Kegiatan supervisi dahulu banyak
dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Supervisi
masih serumpundengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam
arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas,
pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Inspeksi : inspectie (belanda)
yang artinya memeriksa dalam arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang
menginsipeksi disebut inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
1. Controlling
: memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2. Correcting
: memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3. Judging
: mengadili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4. Directing
: pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5. Demonstration
: memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
- Manfaat Dan Tujuan Supervisi
Apabila supervisi dapat
dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut
1) Supervisi dapat meningkatkan
efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas
kerja ini erat hubungannya dengan
peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bawahan, serta makin
terbinanya hubungan dan suasana
kerja yang lebih harmonis antara atasan
dan bawahan.
2) Supervisi dapat lebih meningkatkan
efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi
kerja ini erat kaitannya dengan makin
berkurangnya kesalahan yang
dilakukan bawahan, sehingga pemakaian
sumber daya (tenaga, harta dan
sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.
Apabila kedua peningkatan ini dapat
diwujudkan, sama artinya dengan
telah tercapainya tujuan suatu
organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah
menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan
yang telah direncanakan secara benar
dan tepat, dalam arti lebih efektif dan
efesien, sehingga tujuan yang telah
ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
memuaskan
- Prinsip Supervisi
Kegiatan supervisi
mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang
kondusif dan nyaman yang mencakup
lingkungan fisik, atmosfer kerja, dan
jumlah sumber sumber yang dibutuhkan
untuk memudahkan pelaksanaan
tugas. Untuk itu diperlukan beberapa
prinsip pokok pelaksanaan supervisi.
Prinsip pokok supervisi secara sederhana
dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Tujuan utama supervisi ialah untuk
lebih meningkatakan kinerja bawahan,
bukan untuk mencari kesalahan. Peningkatan
kinerja ini dilakukan dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap
pekerjaan bawahan, untuk
kemudian apabila ditemukan masalah,
segera diberikan petunjuk atau
bantuan untuk mengatasinya.
2) Sejalan dengan tujuan utama yang
ingin dicapai, sifat supervisi harus
edukatif dan suportif, bukan otoriter.
Supervisi harus dilakukan secara teratur
atau berkala. Supervisi yang
hanya dilakukan sekali bukan supervisi
yang baik.
4) Supervisi harus dapat dilaksanakan
sedemikan rupa sehingga terjalin kerja
sama yang baik antara atasan dan
bawahan, terutama pada saat proses
penyelesaian masalah, dan untuk lebih
mengutamakan kepentingan
bawahan.
5) Strategi dan tata cara supervisi yang
akan dilakukan harus sesuai dengan
kebutuhan masing-masing bawahan secara
individu. Penerapan strategi
dan tata cara yang sama untuk semua
kategori bawahan, bukan merupakan
supervisi yang baik.
6) Supervisi harus dilaksanakan secara
fleksibel dan selalu disesuaikan
dengan perkembangan.
- Jenis supervisi
Ada beberapa jenis supervisi yaitu :
1.
Supervisi Umum dan Pengajaran
Supervisi umum yaitu : supervisi yang
dilakukan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran.
Sedangkan pengajaran : kegiatan
kepengawasan yang berfungsi memperbaiki kondisi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2.
Supervisi Klinis
Supervisi klinis : proses supervisi
adalah bimbingan yang berdasarkan atas observasi dan analisis data secara teliti
dan objektif.
3.
Pengawasan Melekat dan Fungsional.
- Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi utama supervisi
pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran, tetapi
tidak menutup kemungkinan dalan fungsi supervisi modern selain menilai juga
memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik.
Ada analisis yang lebih luas seperti yang dibahas oleh Swearingen dalam bukunya
Supervision of Instruction – Foundation and Dimension (1961), yang mengemukakan
8 fungsi supervisi:
1.
Mengkoordinasi semua usaha sekolah
2.
Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
3.
Memperluas pengalaman guru-guru
4.
Menstimulasikan usaha-usaha yang kreatif
5.
Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus
6.
Menganalisis situasi
belajar-mengajar
7.Memberikan pengetahuan dan
keterampilan kepada setiap anggota staf
8.Memberi wawasan yang lebih luas dan
terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan
kemampuan mengajar guru-guru.
- Type Supervisi
Briggs mengemukakan empat type supervisi
dari pelaksanaannya :
1.
Corective Supervision
Kegiatan supervisi ini lebih dalam
bentuk mencari kesalahan-kesalahan orang yang disupervisi, sehingga hanya
menekankan pada penemukan kesalahan. Maka supervisi jenis ini bukalah alat yang
efektif untuk memperbaiki proses belajar-mengajar.
2.
Preventive Supervision.
Kegiatan supervisi lebih pada usaha
untuk melindungi guru dari berbuat kesalahan, sebagai akibatnya guru tidak
berani berbuat hal-hal lain kecuali yang telah ditetapkan, sehingga guru kurang
memiliki kepercayaan pada diri sendiri
3.
Courtructive Supervision.
Supervisi yang berorientasi kepada masa
depan, dengan melihat kesalahan dan membangunnya agar lebih baik dan melihat
hal baru dan berusaha untuk mengembangkannya.
4.
Creative Supervision.
Supervisi ini melihat guru lebih besar
peranannya dalam mengusahakan perbaikan proses belajar-mengajar, dan usaha
untuk membaikinya lebih diserahkan pada guru sendiri, supervisitor atau kelapa sekolah
hanyalah menciptakan situasi yang dapat menimbulkan daya kreatif dari
guru-guru.
Sebaiknya antara guru dan kepala
sekolah/madrasah dapat melihat permasalahan yang dirasakan baik oleh guru
ataupun kepala sekolah tersebut, sehingga jenis supervisi mana yang dapat
diterapkan.
Berdasarkan teori Johany Windon, ada 4
jenis model supervisi yang dapat dipakai :
1.
guru dan kepala sekolah tahu masalah yang dihadapinya, sehingga type ini
lebih mudah menggunakan supervisi terbuka.
2.guru tidak tahu masalah yang dihadapi,
tetapi kepala sekolah mengetahuinya, type ini yang digunakan supervisi direktif
3.
sebaliknya guru mengetahui permasalahannya namun kepala sekolah tidak
tahu, type ini sebaiknya menggunakan jenis model klinis
4.jika guru dan kepala sekolah sama-sama
tidak mengtahui permasalahannya maka dengan mendatangkan pihak ketiga orang
lain merupakan jalan yang tepat.
Tipe-tipe lain Supervisi
1.
Tipe Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam
administrasi dan model kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya
mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas
mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi,
meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan
seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2.
Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya.
Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut
perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja
bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh
mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan
metode ataupun alat pelajaran.
3.
Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe
inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai
sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak
yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak
diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin
masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh
supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan
demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin
menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
4.
Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan
latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf
tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah.
Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan
bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing
oleh atasannya.
5.
Tipe Demokratis
Seperti namanya, tipe ini bersifat
demokratis juga dalam pelaksanaan supervisi. Pada tipe ini juga berlaku sistem
pendistribusian dan pendelegasian.Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis,
tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan
hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau
didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan
dan keahlian masing-masing.
- Model Supervisi Pendidikan
Yang dimaksud dengan
model ialah suatu pola, contoh : acuan dari supervisi yang diterapkan. Ada
berbagai model yang dikembangkan, antara lain :
1.
Model konvensional (tradisional), yaitu pemimpin cenderung untuk
mencari-cari kesalahan, kadang-kadang bersifat mematai-matai.
2.
Model ilmiah, seperti yang telah diuraikan diatas supervisi ini
mempunyai ciri-ciri :
a.
dilaksanakan secara berencana dan kontinu
b.
sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu
c.
menggunakan instrumen pengumpulan data
d.
ada data yang obyektif yang diperoleh dari keadaan yang riil
3.
Model artistik, supervisi ini menyangkut bekerja untuk orang lain,
bekerja dengan orang lain, dan bekerja melalui orang lain. Artinya hubungan
manusia dapat tercipta bila ada keralaan untuk menerima orang lain sebgaimana
adanya, yaitu adanya unsur kepercayaan, saling mengerti, daling menghormati,
dan saling mengakui. Karena mengajar merupakan kegiatan yang membutuhkan
pengetahuan, keterampilan dan seni.
4.
Model klinis, merupakan gabungan antara model ilmiah dan artistik, yaitu
supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang
sistematis, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan
cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan
perubahan dengan cara yang rasional. Jadi tekanan dalam pendekatan ini bersifat
khusus melalui tatap muka dengan guru pengajar, inti bantuan terpusat pada
perbaikan penampilan dan perilaku mengajar guru.
- Pendekatan Supervisi Pendidikan
Pendekatan yang
digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsip-prinsip
psikologis, artinya suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi sangat
tergantung kepada prototipe guru. Sehingga jenis pendekatannya akan
berbeda-beda. Dapat menggunakan pendekatan, antara lain :
a.
pendekatan langsung (direktif) yaitu cara pendekatan terhadap masalah
yang bersifat langsung/memberikan arahan langsung ini lebih bersifat psikologis
behaviorisme,
b.
pendekatan tidak langsung (non-Direktif) yaitu supervisor tidak secara
langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara
aktif apa yang dikemukakan guru-guru dan ini lebih bersifat psikologisk
humanistik.
c.
pendekatan kolaboratif yaitu cara pendekatan yang memadukan anatara cara
pendekatan direktif dan non direktif dan lebih bersifat psikologi kognitif.
- Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan
Wyn dalam Sahertian dan Mataheru (1986)
menyebutkan teknik supervisi terdiri dari individual deviation (bersifat
individual) dan group devices(bersifat kelompok). Teknik supervisi yang
bersifat individual antara lain; kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan
pribadi, saling mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri. Sedangkan teknik
yang bersifat kelompok diantara adalah;
panel of forum discussion,curriculum laboratry, directed reading,
demonstration teaching, professional
libraries, supervisory bulletin, teacher meeting, professional oraganization,
workshop of group work.
Evan dan Neagly (1980) menyebutkan
teknik supervisi terdiri dari;individual techniques (teknik perorangan) dan
group techniques (teknik kelompok). Individual techniques terdiri atas;
assignment of teachers, classroom visitation and observation, classroom
experimentation, colleges course, conference (individual), demonstration
teaching, evaluation, proffesional reading, professional writing, supervisory
bulletins, informal contacts. Sedangkan yang termasuk teknik kelompok (group
techniques) diantaranya adalah; orientation of new teacher, development of
professional libraries, visiting other teachers, coordinating of student
teacing.
Sedangkan teknik-teknik supervisi
pendidikan dapat dibedakan dalam dua macam :
1.
Teknik yang bersifat individual, seperti : perkunjungan kelas, observasi
kelas, Percakapan pribadi, penyeleksian
berbagai sumber materi untuk mengajar dan menilai diri sendiri.
a.
Mengadakan kunjungan kelas (Classroom visitation) Yang dimaksud adalah
kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru yang sedang mengajar atau ketika
kelas sedang kosong.
b.
Mengadakan observasi kelas (Classroom Observation) Kunjungan ke sebuah
kelas untuk mencermati situasi/peristiwa yang sedang berlangsung di dalam
kelas.
c.
Mengadakan wawancara : dilakukan
apabila supervisor menghendaki jawaban dari individu tertentu.
2.
Teknik yang bersifat kelompok, seperti : pertemuan orientasi bagi guru
baru, panitia penyelenggara, dan rapat guru.
a. Mengadakan pertemuan/rapat (meeting)
Dalam kegiatan ini Supervisor dapat memberikan pengarahan ( directing ),
pengkoordinasian (coordinating ) dan mengkomunikasikan ( comunicating ) segala
informasi kepada guru/staf .
b. Mengadakan diskusi kelompok ( group
discusion )
c. Mengadakan penataran (in service
training)
d. Seminar
- Mekanisme Pelaksanaan Supervisi
1. Tahap
penyusunan program supervisi.Program tersebut meliputi program tahunan dan
program semester ( terlampir )
2. Tahap
persiapan, yang perlu dipersiapkan:
a. Format/instrumen supervisi.
b. Materi pembinaan/supervisi.
c. Buku catatan .
d. data supervisi/pembinaan sebelumnya.
3. Tahap
pelaksanaan : diarahkan pada sasaran yang
telah ditetapkan.
4. Tahap
tindak lanjut.Merupakan pembinaan dan perbaikan dari hasil temuan pada saat supervisi.
- Melaksanakan Supervisi Pembelajaran
1.
Observasi kelas. observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik
memberikan supervisi pembelajaran Karen dapat melihat kegiatan guru, murid dan
masalah yang timbul.
1)
Perancanaan. Kepala sekolah merencanakan dalam menyusun program dalam
satu semester atau tahunan. Program tidak terlalu kaku, tergantung dari jumlah
guru yang perlu di observasi. Ada tiga macam observasi yaitu dengan
pemberitahuan, tanpa pemberitahuan, dan atas undangan.
2) Mekanisme
observasi
a. persiapan yang diperhatikan :
- guru diberi tahu kepala sekolah bahwa
kepala sekolah akan mengadakan observasi
- kesepakatan kepala sekolah dan guru
tolak ukur tentang apa yang dioservasi
b. sikap observasi didalam kelas
- memberikan salam kepada guru yang
mengajar
- mencari tempat duduk yang tidak
mencolok
- tidak boleh menegur kesalahan guru di
dalam kelas
- mencatat setiap kegiatan
- bila ada memakai alat elektronika :
tape recorder, kemera
- mempersiapkan isian berupa check list
c. membicarakan hasil observasi
hasil yang dicatat dibicarakan dengan
guru, dan beberapa hal yang diperlu dikemukankan :
- kepala sekolah mempersiapkan (bisa
bertanya pada nara sumber atau perpustakaan)
- waktu percakapan
- tempat percakapan
- sikap ramah simpatik tidak memborong
percakapan
- percakapan hendaknya tidak keluar dari
data observasi
- guru diberi kesempatan dialog dan
mengeluarkan pendapat
- kelamahan guru hendaknya menjadi
motivasi guru dalam memperbaiki kelemahan
- saran untuk perbaikan diberikan yang
mudah dan praktis
- kesepakatan perbaikan disepakati
bersama dengan menyenangkan.
d. laporan percakapan
- hasil pembicaraan didokumenkan menurut
masing-masing guru yang telah diobservasi
- isi dokumen dimulai dari tanggal,
tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan masalah dan saran-saran
2.
Saling mengunjungi. Dalam kegiatan belajar mengajar sudah ada wadah dari
kegiatan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pembelajaran
guru-guru antara lain :
a.
untuk tingkat SMP dan SMA adalah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
b.
untuk tingkat Sekolah Dasar adalah Pusat kegiatan guru (PKG)
3. Domonstrasi
mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar
dalam praktek mengajar karena mengajar menurut Siswoyo (1997) sebagai seni dan
filusuf. Menurut pendapat diatas mengajar dalam pekerjaan disekolah bukan
pekerjaan yang mudah, sehingga kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran
tidak perlu mengakui kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan
gambaran tentang pembelajaran yang baik
4.
Supervisi klinis. Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi
pengajaran. Perbedaannya dengan supervisi yang lain adalah prosedur
pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi
dalam proses pembelajaran dan kemudian langsung diusahkan perbaikan kekurangan
dan kelemahan tersebut.
Pelaksanaan supervisi klinis menurut la
sulo (1987), mengemukakan ciri-ciri supervisi sebagai berikut :
a. bimbingan
supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.
b. kesepakatan
antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan yang
paling pointing (diskusi guru dengan supervisor)
c. instrument
dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor
d. guru
melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki. Bila
perlu berlatih diluar sekolah
e. pelaksanaannya
seperti dalam teknik observasi kelas
f. balikan
diberikan dengan segera dan bersifat obyektif
g. guru
hendaknya dapat menganalisa penampilannya
h. supervisor
lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan
i. supervisor
dan guru dalam keadaam suasanan intim dan terbuka
j. supervisor
dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan keterampilan
pembelajaran
5. Kaji
tindak. Fokus utama kajian tindak adalah mendorong para prektisi untuk meneliti
dan terlibat dalam praktik penelitiannya sendiri. Hasil penelitiannya dipakai
sendiri oleh peneliti dan orang lain yang membutuhkan. Menurut kemmi (1995),
kaji tindak dirumuskan dalam empat tahap yaitu : tahap perencanaan, tahap aksi
atau pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, tahap evaluasi danrefleksi/umpan
balik.Laporan hasil penelitian kaji tindak terdiri dari :
a. gagasan
umum
b. perumusan
masalah
c. perencanaan
penelitian kaji tindak
d. pelaksanaan
penelitian kaji tindak
e. monitoring
f. evaluasi
dan refleksi
g. saran
dan rekomendasi
Daftar
Pustaka :
http://satriagosatria.blogspot.com/2009/12/pengertian-supervisi.html
http://weblogask.blogspot.com/2012/05/pandangan-ahli-tentang-supervisi.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20582/4/Chapter%20II.pdf
http://zainzuhaili.wordpress.com/2013/05/20/jenis-supervisi-model-type-pendekatan-proses-pelaksanaan-dan-teknik-supervisi-pendidikan/