Sabtu, 28 September 2013

Silabus 5

STRUKTUR ORGANISASI 

Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan

Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan

Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal






A. Faktor yang mempengaruhi struktur organisasi

Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.
Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
Lingkungan 
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
B.Fungsi Struktur Organisasi
 
1. Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.

2. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.

3. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
C. Bagaimana Proses Pengorganisasian
Proses Organisasi 
Pengorganisasian merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien (Stoner, 1996). Dalam menjalankan sebuah organisasi, tentu diperlukan sebuah proses organisasi yang dapat membantu keefektifan organisasi tersebut. Menurut Indriyo, 1997, proses organisasi merupakan sebuah kegiatan yang berkenaan dengan komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi kerja, sosialisasi dan pengembangan karier. Proses organisasi membantu atasan dari sebuah organisasi dalam mencapai tujuan bersama. 
Tahapan Pengorganisasian
1. Merefleksikan rencana dan tujuan
2. Menetapkan tugas-tugas utama, yaitu merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan visi dan misinya.
3. Membagi tugas-tugas utama, dimana membagi beban kerja utama ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan dapat memadai untuk dilakukan oleh seseorang atau dalam suatu tim.
4. Mengalokasikan sumber daya dan arahan untuk tugas-tugas, dimana pada tahapan ini dalam mengkombinasikan antar pekerjaan secara logis dan efesien serta menetapkan suatu mekanismen untuk mengorganisasikan antar pekerjaan.
5. Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang telah dilaksanakan.

Gambar  Proses Pengorganisasian


D. Elemen-Elemen Struktur Organisasi

1. Kompleksitas

Kompleksitas struktur menggambarkan derajat diferensiasi dalam suatu organisasi, baik diferensiasi horizontal, vertikal, maupun spasial.

1. Diferensiasi Horizontal
Penyebab terjadinya diferensiasi horizontal adalah berkembangnya beragam unit dalam organisasi berdasarkan orientasi pekerjaan, sifat tugas-tugas di dalamnya, serta latar pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Ketika organisasi membutuhkan unit-unit yang beragam untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi, pada saat itu pula terjadi diferensiasi horizontal.
Bentuk spesialisasi ada dua, yaitu spesialisasi fungsional dan spesialisasi sosial. Spesialisasi fungsional dilakukan dengan cara memecah-mecah pekerjaan menjadi tugas-tugas sederhana. Jadi, yang dispesialisasi adalah pekerjaannya. Contohnya, pekerjaan merakit mobil dipecah-pecah menjadi rangkaian pekerjaan yang lebih sederhana, dan masing-masing dikerjakan oleh orang yang berbeda.
Sebaliknya, spesialisasi sosial merujuk pada spesialisasi orang. Artinya, organisasi merekrut seseorang yang ahli untuk melakukan jenis-jenis pekerjaan tertentu yang bersifat khusus. Misalnya, menggunakan analisis pasar untuk mengamati dan membuat prediksi perkembangan pasar.

2. Diferensiasi Vertikal
Diferensiasi horizontal dan vertikal sebenarnya berhubungan erat. Meningkatnya diferensiasi horizontal biasanya selalu dibarengi dengan kebutuhan untuk mengontrol aktivitas yang kian beragam. Organisasi kemudian menambah lapisan pengawas atau supervisor (untuk mengawasi lapisan pekerja) atau manajer (untuk mengawasi supervisor atau manajer level bawah). Hal ini dengan sendirinya menambah diferensiasi vertikal. Jadi, diferensiasi vertikal adalah gambaran dari lapisan-lapisan hierarki dalam organisasi.

3. Diferensiasi Spasial
Diferensiasi spasial menggambarkan sejauh mana fasilitas dan personel organisasi tersebut secara geografis. Organisasi yang memiliki sejumlah kantor dan/atau personal yang tersebar dalam rentang geografis yang luas, tentunya akana menghadapi kompleksitas yang lebih tinggi daripada organisasi yang hanya berpusat pada satu atau beberapa lokasi.

2 Formalisasi
Formalisasi dalam organisasi sebenarnya dapat dilakukan dengan dua pola yaitu melalui aturan, prosedur, dan sanksi-sanksi regulatif yang disusun oleh pengelola organisasi, atau melalui rekrutmen terhadap tenaga-tenaga profesional yang telah terdidik dengan nilai-nilai, norma-norma, dan pola perilaku sesuai profesi mereka.

 3 Sentralisasi
Senralisasi adalah sejauh mana otoritas formal untuk membuat pilihan-pilihan bebas terkonsentrasi ada seseorang, sebuah unit, atau suatu level, sedemikian rupa sehingga para pegawai hanya dimungkinkan memberikan input seminimal mungkin dalam pekerjaan. Sentralisasi kadang-kadang terkait juga dengan masalah kecenderungan personal. Hal ini terutama pada perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya sendiri. Ketika ukuran organisasi semakin besar dan menuntut pendelegasian keputusan yang lebih banyak, tidak jarang pemilik sekaligus pengelola tersebut merasa enggan.
E. Bentuk-Bentuk Organisasi 

1 Struktur Garis (Sederhana)
Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini, wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada ataan yang memberi perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini adalah organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana.
Ciri-Ciri. Kesatuan perintah terjamin. Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan. Organisasi tergantung pada satu pimpinan. Ruang lingkup Organisasinya lebih kecil dan jumlah anggota juga sedikit. Hubungan kerja antara atasan dan bawahan bersifat langsung. Tujuan alat-alat yang digunakan dan struktur organisasi bersifat sederhana. Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan masih sangat rendah. Semua anggota organisasi masih kenal antara satu sama lainnya. Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam (defersified).
Kelebihan struktur garis. Karyawan akan lebih menyadari tugas, tanggung jawab, dan pekerjaan yang diembannya, karena struktur ini lebih mudah dimengerti. Struktur ini juga menjadikan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat karena tidak ada halangan birokrasi. Biaya-biaya yang berkaitan dengan koordinasi dan kontrol biasanya relatif kecil.
Kekurangan struktur garis. Kurang fleksibel dalam menyediakan spesialisasi yang dibutuhkan ketika perusahaan menjadi lebih luas dan kompleks. Tugas karyawan yang terbatas sejak awal menghalangi mereka mendapatkan pengalaman yang dibutuhkan untuk meningkat ke posisi manajerial.

2 Struktur Fungsional
 
Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F. W. Taylor. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.
Struktur ini banyak ditemukan pada organisasi atau perusahaan area spesialisasi sebagai dasar eksistensi sebuah departemen. Struktur ini lazim ditemukan pada perusahaan kecil dan menengah, yang memusatkan pengambilan keputusan pada tingkat tertinggi dari perusahaan.
Ciri-ciri. Tidak menjamin adanya kesatuan perintah. Keahlian para pengawas dan pegawai berkembang menuju spesialisasi. Penghematan waktu dapat dilakukan karena mengerjakan pekerjaan yang sama.
Kelebihan struktur fungsional. Keahlian yang dimiliki oleh seorang spesialis fungsional. Keahlian ini memudahkan mereka dalam memecahkan masalah yang terjadi pada area tertentu yang berada di bawah wewenangnya. Menghindari duplikasi, di mana struktur ini tidak terdapat fungsi yang berganda atau redundant, sehingga sumber daya organisasi dapat dipergunakan lebih efisien dan terfokus.
Kelemahan struktur fungsional. Kebingungan yang terjadi ketika karyawan memiliki dua atau lebih supervisor. Kekurangan lain yaitu kemungkinan manajer untuk menghindari area yang mereka wewenangi secara fungsional, situasi yang mungkin berdampak negatif bagi koordinasi aktivitas tertentu.
 3 Struktur Staff
Organisasi dalam bentuk staff yang mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan. Berfungsi memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun bantuan lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan. Bentuk ini tidak mempunyai garis komando ke bawah. Staff yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasehat dan saran dalam bidang kepada pemimpin dalam organisasi.
Kelebihan struktur staff. Pembagian tugas yang jelas antara staff dan anggota yang lain. Berkembangnya spesialisasi para anggota. Koordinasi di dalam setiap bagian dapat diterapkan dengan mudah.
Kelemahan struktur staff. Pemimpin staff melampaui kewenangannya. Kesenjangan sosial antara pemimpin dan anggotanya.

4 Struktur Garis dan Staff

Struktur organisasi ini merupakan struktur organisasi gabungan yang dikembangkan oleh Harrington Emerson. Struktur ini umumnya di gunakan oleh organisasi yang besar, daerah kerja luas, bidang tugas yang beraneka ragam dan jumlah bawahan yang banyak sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri, melainkan memerlukan bantuan staf ahli yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yang bertugas memberi nasihat dan saran kepada pimpinan dalam organisasi tersebut.
Kelebihan struktur garis dan staf. Posisi garis terbebas dari aktivitas khusus yang dapat diberikan kepada karyawan staf. Fleksibilitas dari personel staf dapat memudahkan mereka untuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek baru dengan jumlah yang minimum. Koordinasi dalam setiap unit kegiatan dapat diterapkan dengan mudah.
Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melakukan tugas pokok organisasi dan kelompok staf yang melakukan kegiatan penunjang.
Kekurangan struktur garis dan staf. Konflik antara karyawan posisi garis dan staf sering menjadi masalah. Misalnya, karena karyawan staf terlalu mendominasi sering kali karyawan posisi garis menghiraukan masukan mereka.

 5 Struktur Produk

Struktur ini digunakan jika perusahaan memutuskan produk yang mereka hasilkan sebagai dasar penetapan atau pembuatan struktur organisasi sebuah perusahaan. Jenis organisasi ini membagi tugasnya ke dalam dimensi produk. Artinya sebuah garis koordinasi atau kelompok koordinasi terbagi atas jenis produk yang dihasilkan oleh organisasi tersebut. Pada masing-masing produk terdapat bagian atau divisi yang mendukung kesuksesan produk di pasar. Masing-masing produk akan memiliki divisi pemasaran, SDM, dan produksi sendiri-sendiri.
Struktur organisasi ini muncul sebagai respon atas segmen pasar yang ingin fokus dikembangkan. Pada akhirnya, perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa bersaing pada segmen pasar yang dituju. Perusahaan akan memaksimalkan setiap sumber daya yang ada di perusahaan sehingga bisa maksimal dalam merancang dan membuat sebuah produk untuk segmen pasar tertentu.
Kelebihan struktur produk. Penanggung jawab dari produk akan sangat jelas, sehingga fokus kinerja terhadap konsumen lebih jelas dan memuaskan. Struktur ini baik digunakan untuk perusahaan yang memiliki lini bisnis atau produk yang bervariasi. Variasi dari jumlah produk yang dihasilkan memerlukan koordinasi yang tinggi, sehingga struktur ini akan memfasilitasi perusahaan sehingga masalah koordinasi dalam sebuah produk yang dihasilkan akan mudah terselesaikan. Selain itu, faktor lingkungan yang berubah dengan cepat juga akan sangat sesuai jika dihadapi dengan jenis struktur organisasi ini.
Kekurangan struktur produk. Dengan dimungkinkannya tiap divisi untuk berjalan dengan caranya sendiri dibandingkan dengan struktur lainnya, hal ini dapat mengakibatkan kegagalan beberapa divisi dalam mencapai tujuan perusahaan.

6 Struktur Matriks

Struktur ini merupakan struktur yang paling baru dari semua struktur organisasi yang ada dan paling sering digunakan oleh perusahaan yang melakukan proyek rumit. Struktur ini mengintegrasikan hubungan vertikal dan horizontal dengan unit lain dalam sebuah proyek.
Kelebihan struktur matriks. Penggunaan struktur matriks memungkinkan perusahaan mempekerjakan karyawan dengan keahlian tertentu untuk menyelesaikan suatu proyek yang rumit. Penggunaan struktur matriks juga membantu perusahaan beradaptasi dengan cepat terhadap segala situasi , karena karyawan dengan keahlian tertentu dapat dengan mudah direkrut ke dalam proyek.
Kekurangan struktur matriks. Dalam perusahaan yang menggunakan struktur matriks ini, karyawan mungkin memiliki dua supervisor, manajer dari area fungsional dan manajer proyek. Tekanan pada karyawan, jika dalam satu waktu individu menangani beberapa proyek yang berbeda, maka ini akan menjadi beban pikiran baginya.

7 Struktur Campuran (Hibrid)

Jenis organisasi ini merupakan gabungan dari struktur organisasi produk dan fungsional. Masing-masing produk yang diproduksi memiliki fungsi-fungsi yang dibutuhkan oleh produk tersebut. Selain itu, organisasi juga memiliki struktur fungsional yang tetap mengontrol secara terpusat jalannya organisasi.
Salah satu yang dominan dari struktur ini adalah keputusan menjadi tidak terdesentralisasi, tetapi juga tidak tersentralisasi. Artinya perlu koordinasi yang tinggi antarfungsi pokok yang dimiliki dan juga struktur yang berada dalam garis koordinasi produk. Karena sifatnya, jenis organisasi dengan struktur ini akan mudah beradaptasi jika terdapat perubahan pada lingkungan secara mendadak. Dua contoh struktur campuran yaitu perusahaan multinasional dan organisasi jaringan (network).
Perusahaan Multinasional (MNC). Pada tahap perkembangannya yang sangat lanjut dapat menjadi sebuah organisasi yang sangat kompleks. Tahap tersebut tercapai ketika organisasi telah mengambil desain struktur yang disebut matriks global (global matrix). Proses ini biasanya terjadi manakala MNC meluaskan aktivitasnya ke berbagai negara dalam skala yang tidak dapat ditangani oleh struktur-struktur biasa.
Struktur ini disebut campuran karena perusahaan-perusahaan lokal yang tersebar di berbagai benua biasanya tidak persis sama dalam hal desain strukturnya. Kita barangkali akan menemukan semua ragam desain struktur di sini, mulai dari struktur sederhana, divisonal, matriks, hingga struktur hibrid .
Struktur Jaringan. Dalam bentuk yang sangat ekstrem, struktur jaringan menghasilkan apa yang disebut dengan organisasi virtual. Di sini semua aktivitas organisasi telah habis di-outsourcing. Satu-satunya yang tersisa dalam organisasi adalah sekelompok kecil eksekutif dan sebuah kantor dengan beberapa ratus pegawai. Ukuran organisasi yang normal bagi perusahaan-perusahaan multinasional adalah rata-rata di atas 10 ribu orang, untuk di kantor pusat saja (Robbins, 1990: 132) . Jadi, pengurangan jumlah hinga tinggal beberapa ratus orang adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Nike (sepatu), Emerson Radio (produk-produk elektronik), Schwinn Bicycle (sepeda) adalah contoh-contoh perusahaan yang mampu menjual produk senilai beberapa ratus juta dollar per tahun, dengan memiliki sangat sedikit fasilitas produksi atau tidak ada sama sekali (Robbins, 1990: 346) .
Daftar pustaka 
 http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi
 http://www.psychologymania.com/2012/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_25.html
 http://siahaanwithluph.wordpress.com/2012/02/11/struktur-organisasi/
 http://moru1.blogspot.com/2013/06/proses-pengorganisasian.html
 http://bajongskyy.blogspot.com/2013/01/prosesorganisasi-prosesorganisasi.html

Rabu, 25 September 2013

Silabus 4, II

Kesalahan dan Bias Pengambilan Keputusan



Membuat Keputusan: Rasionalitas, Rasionalitas Terbatas, dan Intuisi
Pengambilan keputusan manajerial diasumsikan bersifat rasional. Dengan asumsi itu kita maksudkan bahwa para manajer membuat pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai, dengan kendala tertentu. Apakah yang mendasari berbagai asumsi rasionalitas itu dan seberapa valid asumsi-asumsi itu?
Asumsi rasionalitas pengambil keputusan yang rasional secara sempurna akan sepenuhnya bersikap objektif dan logis. Dia akan mendefinisikan masalah dengan saksama dan akan memiliki sasaran yang jelas dan tertentu. Selain itu, membuat keputusan dengan menggunakan rasionalitas secara konsisten akan menghasilkan pemilihan alternative yang memaksimalkan kemungkinan pencapaian sasaran tersebut.

Asumsi-asumsi rasionalitas
Pengambilan keputusan manajerial secara rasional itu mengasumsikan bahwa keputusan itu dibuat demi kepentingan ekonomi terbaik organisasi tersebut. Artinya, si pengambil keputusan itu diasumsikan memaksimalkan kepentingan organisasi tersebut, bukan kepentingannya sendiri.
Pengambilan keputusan manajerial dapat mengikuti pengasumsian rasional jika syarat-syarat berikut ini dipenuhi: manajer itu dihadapkan pada masalah sederhana yang sasarannya jelas dan alternative-alternatifnya terbatas, dimana tekanan waktu sangat sedikit dan biaya untuk mencari dan mengevaluasi alternative itu rendah, yang mana budaya organisasinya mendukung inovasi dan pengembalian resiko, dan dimana hasil-hasilnya relative konkrit dan dapat di ukur. Tetapi keputusan-keputusan yang dihadapi para manajer di dunia nyata tidak memenuhi semua uji itu.
Contoh :
jika seseorang dihadapkan dengan 2 pilihan produk, produk A menawarkan harga yang tidak terlalu mahal dengan kualitas barang yang tinggi sedangkan produk B menawarkan harga yang sangat murah dengan kulaitas barang yang rendah pula, konsumen yang dihadapkan pada 2 pilihan ini cenderung akan memilih produk A dengan harga yang relative murah dengan kualitas yang tinggi disbanding produk B yang kualitasnya produknya rendah walaupun dengan harga murah.

Rasionalitas Terbatas
Perilaku yang rasional berdasarkan parameter proses pengambilan keputusan yang disederhanakan, yang dibatasi (dipagari) oleh kemampuan seseorang untuk memproses informasi. Para manajer mengetahui bahwa pengambilan keputusan yang “baik” diandaikan melakukan hal-hal tertentu: mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan, berbagai alternative, mengumpulkan informasi, dan bertindak secara tegas, namun berhati-hati. Para manajer, dengan demikian, diharapkan menampilkan perilaku pengambilan keputusan yang benar. Dengan berbuat begitu, para manajer memberi isyarat kepada atasan, rekan sejawat, dan bawahan mereka bahwa mereka itu kompeten dan bahwa keputusan mereka merupakan hasil pertimbangan yang cerdas dan rasional.

Peranan Intuisi
Rod Aissa, wakil presiden untuk bidang pengembangan bakat dan casting di MTV berbakat,”suatu hari saya berada dirumah sedang menderita sakit tenggorokan dan saya menyaksikan siaran ulangan MTV Cribs yang menampilkan rumah keluarga Osbourne. Mereka adalah keluarga yang dinamis. Saya berpendapat,’mereka akan menjadi acara TV yang hebat.’ Jadi saya mengatur sebuah rencana makan malam dengan Sharon osbourne, anak-anak dan dua orang eksekutif MTV . kita ingin menyaksikan mereka berinteraksi. Semuanya mengguncang perasaan kita dengan kuat. Kita tak pernah menguji acara itu. Kita hanya tau bahwa itu akan menjadi acara yang hebat di TV. Seperti Rod Aissa, manajer biasanya menggunakan intuisi mereka dan dapat membantu meningkatkan pengambilan keputusan mereka. Apa itu pengambilan keputusan berdasarkan intuisi? Itu adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, perasaan dan pertimbangan yang sudah terkumpul. Para peneliti yang mengkaji penggunaan intuisi oleh manajer dalam pengambilan keputusan menemukan lima aspek intuisi yang berbeda yaitu:

Intuisi









Keputusan berdasar nilai atau etika

Keputusan berdasar perasaan

Keputusan berdasar pengalaman

Keputusan berdasar kognitif

Pemrosesan mental bawah sadar






Manajer membuat keputusan berdasar nilai etika atau budaya

Manajer membuat keputusan berdasar perasaan atau emosi

Manajer membuat keputusan berdasar pengalaman lampau mereka

Manajer membuat keputusan berdasar keahlian, pengetahuan dan pelatihan

Manajer menggunakan data dari pikiran bawaah sadar untuk membantu mereka membuat keputusan


















Keuntungan :
a)      waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b)      untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan memberikan kepuasan pada umumnya
c)       kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahan:
a)      Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
b)      Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
c)       Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan
Contoh :
Menentukan partner bisnis, penilaian karyawan, memilih pendidikan, memutuskan produk baru. Dalam hal-hal sederhana intuisi juga sangat berperan seperti memilih pakaian apa yang harus dipakai hari ini, buku mana yang mau dibaca, dsbnya.

Jenis Masalah dan Keputusan

·        Masalah yang terstruktur dan keputusan yang terprogram
yaitu keputusan yang berulang- ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Sejumlah masalah itu sifatnya lugas. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah.
Contoh :
Manajer produksi dari PT. Indofood selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
Contoh lainnya adalah pelanggan yang ingin mengembalikan barang yang sudah dibeli ke toko pengecer tertentu, pemasok yang terlambat mengirimkan barang yang penting, tim berita stasiun televise yang menanggapi peristiwa yang tidak terduga dan menjadi berita hangat, atau perguruan tinggi yang menangani mahasiswa yang ingin membatalkan mata kuliah. Situasi semacam itu disebut masalah yang terstruktur dengan baik karena masalah itu lugas sudah dikenal dan dapat didefinisikan dengan mudah.

·         Masalah yang Tak Tersusun dan keputusan yang tak terprogram.
Yaitu masalah yang baru atau tidak biasa serta informasi mengenai masalah semacam itu tidak jelas (ambigu) atau tidak lengkap. Keputusan yang tidak terprogram itu unik dan tidak berulang, apabila manajer menghadapi masalah yang buruk strukturnya, atau masalah yang unik, maka tidak ada solusi yang tegas dan pasti masalah tersebut membutuhkan tanggapan yang dirancang secara khusus melalui pengambilan keputusan.
Contoh :
1. masalah yang tidak pernah berulang atau masalah yang tidak dapat diprediksi oleh seseorang misal pilot tidak mengenal daerah sekitar dan petanya hilang.
2. Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.

Integrasi
Sedikit saja keputusan manajerial didunia nyata yang sepenuhnya terprogram ataupun sepenuhnya tidak terprogram. Itu merupakan titik ekstrim dan kebanyakan keputusan terletak disuatu tempat diantara kedua titik ekstrim itu. Sedikit saja keputusan terprogram yang dirancang untuk melenyapkan pertimbangan pribadi sama sekali. Pada ekstrim yang lain, bahkan situasi yang paling unik sekali pun yang memerlukan keputusan tidak terprogram dapat dibantu dengan prosedur rutin yang terprogram. Cara berpikir yang paling baik adalah menganggap berbagai keputusan itu sebagai sangat terprogram atau sangat tidak terprogram, bukan sepenuhnya terprogram atau sepenuhnya tidak terprogram.
Kondisi pengambilan keputusan
Ada tiga kondisi yang mungkin dihadapi para manajer sewaktu mereka membuat keputusan:
1)    Kepastian
  •     Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti.
  •      Keputusan yang diambil didukung oleh informasi/data yang lengkap, sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yang dilakukan. 
  •      Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 
  •      Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu di masa yang akan datang dijamin terjadi.



      Contoh :
Ketika dihadapkan pada 2 pilihan investasi dimana investasi A mempunyai tingkat keuntungan 20% dan investasi B bisa memberikan tingkat keuntungan 25%, maka kita mendapatkan informasi bahwa investasi B bisa memberikan prospek yang lebih baik untuk dipilih.

2)    Resiko
  •      Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
  •      Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.
  •      Diasumsikan bahwa pengambil keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.
  •      Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan  pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
  •      Pada kondisi ini ada informasi atau data yang akan mendukung dalam membuat keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan.
Contoh :

Perusahaan A yang telah lama berbisnis kerajinan rotan di daerah pariwisata bermaksud untuk menawarkan produk baru berupa produk kaos. Perusahaan A sama sekali tidak bisa memperkirakan apakah produk kaos itu bisa laku di tempat pariwisata tersebut, karena perusahaan tidak mempunyai informasi sama sekali tentang penjualan kaos di daerah tersebut.
Perusahaan A mempunyai tambahan informasi bahwa di tempat pariwisata tersebut jumlah wisatawan meningkat sebesar 20% setiap tahunnya. Dari informasi tersebut si pengambil keputusan bisa memperkirakan bahwa jumlah konsumen di tempat wisata tersebut akan semakin besar di tahun-tahun mendatang, dan ada kemungkinan konsumen tersebut akan membeli produk kaos yang ditawarkan.
Pada keadaan seperti ini pengambilan keputusan sangat bergantung kepada si pengambil keputusan apakah dia termasuk sebagai orang pengambil resiko (risk taker) atau cenderung menghindar resiko (risk averser).
3)    Ketidakpastian
  • Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tsb.
  • Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi  atau hasil yang keluar.
  • Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tsb.
  • Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.
·         Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan cara :
- Mencari informasi lebih banyak
- Melalui riset atau penelitian
- Penggunaan probabilitas subjektif
Contoh:
Anda baru mengenal seseorang, dia meminjam uang anda sebesar 500.000 untuk modal usaha. Anda sama sekali tidak mengenal orang itu, maka seandainya anda berikan uang sebanyak yang ia inginkan, anda tidak tahu sama sekali berapa probabilitasnya bahwa orang tersebut akan mengembalikan uang yang dipinjamnya tepat pada waktunya.

Gaya Pengambilan Keputusan

Gaya pengambilan keputusan manajer dibedakan dengan dua dimensi. Yang pertama adalah cara berpikir seseorang dan yang kedua dimensi toleransi seseorang terhadap ambiguitas. Apabila kita membuat diagram dua dimensi tersebut, terbentuklah empat gaya pengambilan keputusan:
1)   Gaya mengarahkan: orang tersebut memiliki toleransi rendah terhadap ambiguitas dan bersikap rasional dalam cara berpikirnya. Mereka efisien dan logis.
Contoh:
Manajer pada kondisi karyawan lemah dalam kemampuan, minat dan komitmenya. Sementara itu, organisasi menghendaki penyelesaian tugas-tugas yang tinggi. Manajer harus bisa memainkan peran directive yang tinggi, memberi saran bagaimana menyelesaikan tugas-tugas itu, dengan terus intens berhubungan sosial dan komunikasi dengan bawahannya. Dengan cara pertama pemimpin harus mencari tahu mengapa orang tersebut tidak termotivasi, kemudian mencari tahu dimana keterbatasannya. Dengan demikian pemimpin harus memberi arahan dalam penyelesaian tugas dengan terus menumbuhkan motivasi dan optimismenya.

2) Gaya analitis: Pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih menunjukkan sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut. Namun, pada kepemimpinan ini anggota diajak untuk ikut memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Contoh:
Dalam suatu Perusahaan Sabun, Pemimpin ingin minimal penjualan Sabun tersebut terjual 80%. Maka pemimpin tersebut mengawasi betul kinerja anggotanya bekerja, dan pemimpin tersebut juga memberi jalan keluar dan trik agar penjualan sabun tersebut bisa diatas 80%. Tetapi pemimpin tersebut juga berharap banyak anggotanya bisa memecahkan masalah dan memberi saran agar mendapat jalan terbaik tentang masalah yang dihadapi.

3)  Gaya konseptual: individu tersebut amat luas pandangan mereka dan akan melihat banyak alternative. Mereka memusatkan perhatian jangka panjang dan sangat baik dalam menemukan pemecahan kreatif atas sejumlah masalah.
      Contoh:
Misalnya anda ingin memutuskan membeli barang , setiap barang dibungkus rapi sehingga anda tidak tahu mana yang bagus, mana yang cacat/rusak.Tetapi seandainya penjual barang tersebut jujur dan anda diberitahu barangnya ada 10 buah dan yang rusak 9 buah. Kemudian anda harus memutuskan jadi membeli atau tidak.

4) Gaya perilaku: individu tersebut sangat baik dalam bekerja sama dengan orang lain. Mereka  menaruh perhatian pada prestasi anak buah dan sangat suka menerima saran dari orang lain.
      Contoh:
    Dalam membuat suatu Project, Manajer harus bisa mendengarkan dan menerima saran dari orang lain. Manajer harus memusyawarahkan dengan mengadakan rapat dan agar terhindar dari konflik. Agar Project tersebut bisa berjalan dengan baik, lancar, dan sukses.

          


Daftar Pustaka:





  • http://pelatihanguru.net/dasar-dasar-pengambilan-keputusan
  • https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CC8QFjAB&url=http%3A%2F%2Fcore.kmi.open.ac.uk%2Fdownload%2Fpdf%2F12345165&ei=3-xCUtq4Ec6IrAenk4DABg&usg=AFQjCNFBAgK_5tYnqisqxtM7UmMlhdDTRw&sig2=Fd_bfrASiBN6XAFhWBttew&bvm=bv.53077864,d.bmk
  • https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fjournal.unpar.ac.id%2Findex.php%2Frekayasa%2Farticle%2Fdownload%2F106%2F707&ei=dO1CUvaCPNDtrQeEiYDoCA&usg=AFQjCNEkCUH9dLH-N4MKuSdzTQkouz9BZg&sig2=3Q4-2m1XGRytoNbzcgPeLQ&bvm=bv.53077864,d.bmk
  • http://sering-headache.blogspot.com/2013/05/jenis-jenis-pengambilan-keputusan.html
  • P. Robbins Stephen, Coulter Mary, Management eight edition, (Terjemahan oleh Harry Slamet Manajemen Edisi kedelapan), PT Indeks 2009.
  • http://www.mdp.ac.id/materi/2010-2011-2/SI348/052103/SI348-052103-772-3.ppt

  • silabus 4, II

    JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
                    Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
    1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
    2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
    2. Pengambilan Keputusan Rasional
                    Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
    3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
                    Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
    4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
                    Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
    5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
                    Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang(authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
                    Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
    banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
    Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas. 

        ·       Bentuk-bentuk atau jenis-jenis  Keputusan

    1.           Keputusan Terprogram
    Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif adalah perbandingan tingkat keberberhasilan antara 2 alternatif atau lebih. Contoh keputusan terprogram adalah, aturan umum penetapan harga pada industri rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct cost.

    2.           Keputusan Tidak Terprogram
    Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan strategik.
    Contoh:


    Dalam suatu perusahaan jika kita mendapatkan suatu masalah maka, kita dalam mengambil sebuah keputusan untuk menyelesaikannya kita tidak boleh terburu-buru karena dapat menyebabkan kita mengambil atau memilih keputusan yang salah dan bahkan dapat membuat masalah semakin sulit. Oleh karena itu kita harus mempertimbangkan dengan baik dengan cara mencari informasi, memahaminya dengan baik, dan mendiskusikan keputusan kita dengan orang-orang yang ikut dalam perusahaan itu, agar keputusan yang kita ambil dapat diterima dengan baik dan dapat memecahkan masalah yang ada. 

        ·       Pengambilan Keputusan Manajerial


        A. Pendekatan Pengambilan Keputusan

    1.Rasionalitas
    ·         Manajer membuat pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dengan kendala tertentu.
    ·         Asumsi bahwa pengambil keputusan : rasional, objektif, dan logis.
    ·         Mendefinisikan masalah dengan hati-hati dan mengidentifikasi seluruh alternatif yang mungkin.
    ·         Memiliki sasaran yang jelas dan tertentu,
    ·         Akan memilih alternatif yang memaksimalkan hasil untuk kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadinya.
    Asumsi rasionalitas
    -Masalahnya jelas dan tidak bermakna ganda
    - Sasaran tunggal yg didefinisikan secara baik   dan harus dicapai
    - Seluruh alternatif dan konsekuensinya diketahui
    - Preferensi jelas
    - Preferensi konstan dan stabil
    - Tidak ada kendala waktu dan biaya
    - Pilihan terakhir akan memaksimalkan hasil
    Asumsi tersebut akan mengarah ke pengambilan keputusan yang rasional

    2.Rasionalitas terbatas
    ·         Manajer membuat keputusan rasional tetapi dibatasi oleh kemampuan seseorang untuk memproses informasi.
    ·         Konsep bahwa manajer mengambil keputusan paling logis yang mungkin dalam berbagai jendala berupa keterbatasan informasi dan kemampuan

     3.Intuisi
    Peranan intuisi:


    Proses pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, perasaan, dan penilaian yang terakumulasi. 

    B. Jenis Masalah dan Keputusan

    1. Masalah yang terstruktur
    ·         Memiliki tujuan yang jelas.
    ·         Sudah dikenal (sudah pernah terjadi sebelumnya).
    ·         Mudah didefinisikan – informasi tentang masalah tersebut tersedia dan lengkap
    2. Keputusan yang terprogram
    ·         Keputusan berulang yang dapat ditangani dengan pendekatan yang rutin.
    3. Masalah tidak terstruktur
    ·         Masalah yang baru atau tidak biasa dan informasi bermakna ganda atau tidak lengkap.
    Masalah yang memerlukan solusi yang khusus.
    4. Keputusan tidak terprogram
    ·         Keputusan yang unik dan tidak berulang
    ·         Keputusan yang membutuhkan respon/solusi yang unik.

     C. Kondisi Pengambilan Keputusan

    1. Kepastian
    Keadaan ideal  dimana manajer dapat membuat keputusan yang tepat/akurat karena hasil dari seluruh pilihan alternatif keputusan sudah diketahui.
     2. Risiko
    Sebuah situasi dimana manajer mampu memperkirakan kemungkinan hasil tertentu dari pilihan alternatif keputusan tertentu.
    3. Ketidakpastian
    Situasi dimana pengambil keputusan tidak memiliki perkiraan kemungkinan yang pasti atau masuk akal.

    D.  Gaya Pengambil Keputusan

    1.Mengarahkan
    Menggunakan informasi minimal dan mempertimbangkan sedikit alternatif.
    2.Analitis
    Membuat keputusan dengan hati-hati pada situasi yang unik.
    3.Konseptual
    Berpandangan luas dan mempertimbangkan banyak alternatif untuk membuat keputusan jangka panjang.
    4.Perilaku
    Menghindari konflik dengan bekerja yang baik dengan yang lain dan mau menerima saran.
    Kekeliruan dan bias dalam pengambilan keputusan
    Daftar Pustaka
     http://ciremaikasihck.wordpress.com/2012/10/10/pengambilan-keputusan-hakikat-pekerjaan-manajer/ 

    P. Robbins Stephen, Coulter Mary, Management eight edition, ( Terjemahan oleh Harry Slamet Manajemen Edisi kedelapan ), PT INDEKS, 2009